Sunday, November 19, 2006

Taubat

Taubat

Janganlah sekal-kali engkau menunda-nunda taubat, sebab kita tidak tahu dengan pasti kapan maut akan menjemput kita. Sebagaimana bahwa rentang waktu pelaksanaan kemungkaran diperpanjang, maka akar-akarnya semakin kuat terhujam ke dalam tanah. Sementara kondisi dari si pembuat kemungkaran semakin melemah. Akankah si pembuat kemungkaran yang semakin melemah mampu mencabut akar-akar dosa yang justru semakin kuat dan membesar?

Wajib Taubat Nashuha
“Hai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan taubat semirni-murninya” (QS. At-Tahrim: 8)

A. Jangan Meremehkan Dosa Sekalipun Kecil
Rasulullah SAW menegaskan:
“Hendaklah kalian menjauhi dosa-dosa kecil karena sesungguhnya dosa-dosa tersebut akan terkumpul pada seseorang hingga ia binasa, seperti orang yang berada di tengah padang pasir lalu datanglah tokoh suatu kaum, kemudian seorang laki-laki dating membawa seikat kayu bakar dan seorang laki-laki lagi datang membawa seikat kayu bakar (juga) hingga mereka (berhasil) mengumpulkan setumpuk kayu bakar, setelah itu mereka menyalakan api lalu mereka membakar semua yang ada di padang pasir itu.” (Shahih Jami’us Shaghir, no. 2667)

B. Manusia Menyangka Sebagian Dosa sebagai Dosa Kecil Padahal Menurut Pandangan Allah termasuk Dosa Besar
Imam Bukhari dalam shahihnya dan Imam Ahmad dalam Musnadnya meriwayatkan dari Abu Sa’id al-Hudry ra. Ia berkata:
“Sesungguhnya kalian benar-benar akan melakukan perbuatan-perbuatan yang menurut pandangan bola matamu lebih halus daripada sehelai rambut, tetapi kami dahulu pada zaman Rasulullah menganggapnya sebagai perbuatan-perbuatan yang membinasakan (pelakunya).”

C. Jangan Sampai Membeberkan Dosa-dosa yang Telah Dilakukan Pada Masa yang Lalu
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yeng beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. An-Nur:19)
Adapun larangan berbuat kemungkaran ketika jauh dari pandangan orang, Nabi SAW bersabda:
“Saya benar-benar tahu kaum-kaum dari kalangan umatku yang akan datang pada hari kiamat membawa (pahala) kebaikan seperti gunung TihamahBaidha’. Kemudian Allah telah menjadikan sebagai debu yang bertebaran. Ketahuilah, sesungguhnya mereka adalah saudara kalian yang sebangsa dengan kalian. Mereka mengerjakan shalat malam sebagaimana halnya kalian mengerjakannya. Tetapi mereka adalah suatu kaum yang apabila menghadapi larangan-larangan Allah di tempat sepi, maka mereka melanggarnya.” (HR. Ibnu Majah)

D. Hati-hatilah Jangan Sampai Menunda Taubat
Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah SWT menerima taubat hamba selama (ruhnya) belum sampai ke tenggorokan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi)

E. Jangan Terus-menerus Bergelimang dengan Dosa
Dalam hal ini, cermatilah firman Allah SWT:
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatn keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapet mengampuni dosa selaindaripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran: 135)

F. Waspadalah Jangan Sampai Kalian Terjerembab ke Lembah Dosa Seperti Kebanyakan Orang
Kita sering mendapati orang-orang tidak mengerjakan kewajibannya atau tidak menghindari sebagian hal-hal yang diharamkan. Maka ketika itu setan sebagai makhluk terlaknat mengelabuhi mereka agar mereka berkata “ini tidak wajib atau ini tidak haram”, batin mereka berkecamuk hingga mereka menduga kuat bahwa dirinya telah terlepas dari tanggung jawab dan selamat dari siksa lantaran ingkar kepada kewajiban. Sekali-kali tidak begitu! Persepsi yang demikian sangat jauh dari kebenaran. Ingat, Allah mengetahui apa saja yang tersembunyi dalam dada menusia, karenanya waspadalah jangan sampai terperangkap ke dalam tipu daya setan.

G. Waspadalah Jangan Sampai Kalian Terlena Oleh Kehidupan Duniawi yang Allah Anugerahkan kepada Kalian
Sebagaimana yang disabdakan Nabi SAW dalam hadits syarifnya yang direkam Imam Ahmad melalui Abdullah Bin Mas’ud ra. Nabi SAW bersabda:
“Dan sesungguhnya Allah akan memberi kenikmatan duniawi kepada siapa yang dicintai dan yang tidak dicintai, namun Dia tidak akan memberikan nikmat agama Islam melainkan kepada orang yang dicintaiNya.”

H. Jangan Putus Asa dari Rahmat Allah
Orang mukmin dilarang keras berputus asa dari RahmatNya. Allah SWT berfirman:
“Tidak ada orang yang berputus asa dari rahmat RabbNya, kecuali orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr:56)
FirmanNya yang lain:
“Katakanlah, “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Kemudian Allah SWT mengingatkan hamba-hambanya agar janga melakukan taswif (menunda-nunda taubat). Dia berfirman:
“Dan kembalilah kamu kepada Rabbmu, dan berserahdirilah kepadaNya sebelum dating azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).” (QS. Az-Zumar: 54)

Wallahu A’lam Bish Shawab

0 Comments:

Post a Comment

<< Home